Tuesday, May 29, 2012

Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang

Pakian khas Suku Ammatoa Kajang (sumber: www.batukar.info)
Pakian khas Suku Ammatoa Kajang (sumber: www.batukar.info)

BULUKAMBA - Waktu masih menunjukkan sekira pukul 05.00 Wita, namun ratusan warga berpakaian serba hitam memasuki benteng yang merupakan tanah adat suku  Ammatoa Kajang, di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Baju serba hitam itu merupakan ciri khas suku Ammatoa Kajang yang dinekanakan laki maupun perempuan. Dinginnya udara subuh, seakan tak dirasa. Di tangan mereka nampak sesajian berupa dedaunan yang sudah dikemas.

Ritual Pattasi Jera atau membersihkan makam di kawasan tanah adat merupakan prosesi wajib yang rutin dilaksanakan suku ini setiap tahunnya. Ritual ini sudah dilaksanakan turun-temurun sejak ratusan tahun silam, sejak Ammatoa pertama di Kajang. Acara ini dilakukan untuk menghargai dan mendoakan para arwah nenek moyang, maupun keluarganya yang dikubur di tempat itu.

Seluruh keluarga suku Ammatoa Kajang wajib menjalani ritual ini, baik mereka yang bermukim di luar Bulukumba, seperti Sinjai, Makassar, dan lainnya. Di kawasan Benteng ini terdapat makam Ammatoa Kajang, Bohe Tomi. Di sekeliling makam Ammatoa terdapat ribuan kuburan dengan nisan terbuat dari batu kali yang dijajar apik.

Luas kawasan pemakaman tersebut sekira dua hektare. Uniknya, kawasan ini banyak ditumbuhi tumbuhan liar dan pohon bambu, sehingga suasananya seperti di dalam hutan.

Prosesi ritual Pattasi Jera' dibuka langsung oleh Ammatoa Kajang serta seluruh pemangku adat Tanah Toa. Setelah itu baru dilakukan oleh suku lainnya. Kuburan yang wajib diziarahi atau dibersihkan terlebih dahulu adalah kuburan Ammatoa pertama, kemudian menyusul makam para pemangku adat serta makam masyarakat lainnya yang ada di dalam kawasan tersebut.

"Pattasi Jere' wajib dilakukan, karena ini rangkaian dari ajaran dari Ammatoa Kajang terdahulu yang kemudian diturunkan kepada suku lainnya di tanah adat," kata juru makam, Puang Bate (53), Selasa (29/5/2012).

Tokoh Masyarakat Suku Kajang, Hasanuddin, mengatakan ritual Pattasi Jera sudah dilaksanakan turun-temurun sejak ratusan tahun lalu. Prosesi ini sebagai rangkaian ajang patuntung yang selama ini masih dipegang teguh masyarakat Kajang meski tidak bermukim lagi di kawasan tanah adat.

Seluruh masyarakat Kajang yang bermukim di kawasan tanah adat, sambungnya, memfokuskan diri melaksanakan ritual yang dilangsungkan selama satu hari.

"Seluruh aktivitas wajib dihentikan karena ini bagian dari ajang turun-temurun nenek moyang kita," ujarnya.

Menurut seorang pemuda Kajang, Asdar, budaya ini harus dilestarikan oleh seluruh masyarakat Kajang. Sebagian masyarakat Kajang saat ini sudah modern sehingga sangat gampang melupakan budaya yang harus tetap dilestarikan.

"Seiring terkikisnya tatanan budaya, saya harapkan kepada para generasi muda Kajang harus bersatu memertahankan budaya yang sudah mulai terkontaminasi oleh budaya modern," harapnya.
(Baharuddin/Koran SI/ris)

Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang Gallery

Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang Ritual Patassi Jera, Doa untuk Leluhur Suku Ammatoa Kajang

0 comments:

Post a Comment