"Korupsi Pajak Lebih Ganas Dibanding Korupsi di DPR"

Ilustrasi (Okezone)

JAKARTA - Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Ucok Sky Khadafi, menyebut praktek korupsi yang terjadi di Gedung DPR masih kalah ganas bila dibandingkan dengan praktek yang ada di sektor perpajakan.

Ucok mengatakan sektor pajak merupakan tempat paling subur dari praktek-praktek haram menggarong uang rakyat.

"Yang banyak korupsi itu di sektor perpajakan. Karena satu-satunya penerimaan yang tidak bosa diaudit oleh auditor negara itu pajak," kata Ucok saat dihubungi Okezone, Rabu malam (25/7/2012).

Meski tidak bisa dipungkiri korupsi bisa saja terjadi di DPR atau DPRD, namun, kata Ucok, tidak lebih parah dari sektor pajak. Menurut Ucok, selama ini masyarakat tidak punya akses untuk mengetahui berapa jumlah penerimaan pajak yang berhasil dihimpun negara.

 "Apakah kita tahu perusahaan-perusahaan besar itu bayar pajak atau tidak. kita tidak pernah tahu," kata Ucok.

Akar masalah itu, kata Ucok, berpangkal pada Undang-undang perpajakan yang dinilainya begitu tertutup. Dia meminta Undang-undang perpajakan yang berlaku sekarang untuk segera direvisi. "Karena biang korupsi itu ada di sana," kata Ucok.

Ucok melontarkan pernyataan itu untuk membantah anggapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebut DPR atau DPRD merupakan sarang korupsi. Dalam jumpa pers di Kejaksaan Agung, Jakarta, kemarin, SBY menegaskan akan memberi prioritas lebih dalam menyoroti kasus korupsi di DPR.

SBY memang mengatakan sektor pajak juga rentan korupsi. Namun, dia seperti menyiratkan tingkat korupsi pajak berada di bawah DPR.

Menurut Ucok, pernyataan SBY tersebut tidak berdasar. Ucok mengatakan SBY mengungkap bobrok DPR itu untuk mengalihkan perhatian publik. "Padahal, kita tahu sejumlah kader partai SBY, Demokrat, banyak yang tersandung kasus korupsi," kata Ucok.
(put)

"Korupsi Pajak Lebih Ganas Dibanding Korupsi di DPR" Gallery