Anggota DPRD Gowa Desak Izin Operasi Panti Pijat Dicabut

Ilustrasi

SUNGGUMINASA - Anggota DPRD Gowa mendesak kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) segera mencabut izin panti pijat di wilayah berjuluk Butta Bersejarah yang menyalahgunakan izin operasinya.
 
Anggota Komisi III DPRD Gowa Haris Tappa mengatakan, panti pijat yang menyalahi izin operasi seperti, menawarkan pijat plus, izinnya wajib dicabut.
 
"ini jelas menyalahi aturan. Apalagi daerah ini menjunjung tinggi aturan religi. Sehingga sangat bertentangan apa yang ada di Gowa,"kata Haris Tappa, saat dihubungi, Jumat (13/7/2012).
 
Dia mengatakan, dalam izin operasi panti pijat tersebut, hanya pelayanan jasa kebugaran, apabila melakukan praktek lain yang melanggar aturan, maka sanksi tegas pencabutan izin. "Kami menduga panti pijat yang beroperasi di wilayah ini tidak ada yang beres, kerap melakukan praktek di luar ketentuan izin," ujarnya.
 
Menurut dia, Pemkab juga sebaiknya membatasi operasi panti pijat di Gowa. Saat ini usaha yang menawarkan jasa keburan tersebut semakin menjamur di daerah ini.
 
"Pemkab harus membatasi panti pijat tersebut. Gowa ini cukup dekat dengan Makassar, sehingga warga yang hobi pelayanan kebugaran tersebut bisa langsung ke Makassar, sehingga tidak ada salahnya panti pijat itu di batasi," tegasnya.
 
Haris menambahkan, menjelang bulan puasa, Pemkab harus segera mengeluarkan imbauan agar panti pijat itu di tutup selama bulan suci Ramadan. "Jika ada panti yang berani buka di bulan Ramadan maka sanksinya izinnya harus di cabut," tegasnya.
 
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata (Kadisbudpar) Gowa Andi Rimba Alam Pangeran mengatakan, pihalnya berani menjamin panti pijat yang beroperasi di Gowa tidak melakuksn yang melanggar aturan.
 
"Semua panti pijat masih sesuai izin yang di keluarkan Pemkab" ucapnya, saat ditemui kemarin, Kamis (12/7/2012).  
 
Rimba mengatakan, saat ini ada lima panti pijat yang pemiliki izin operasi yakni, Milano, Citra, Gemini, ketiganya beroperasi di Jalan Andi Tonro, Sungguminasa, dua panti pijat lainnya, Makmur, Pijat Refleksi Permata, beroperasi di Jalan Sultan Hasanuddin, kompleks ruko batas kota Sungguminasa.
 
"Jika ada panti pijat menawarkan pijat plus, dan terbukti, maka sanksi tegasnya, izin operasionalnya dicabut,"katanya. Dia mengatakan, pemkab segera mengeluarkan imbauan agar semua panti pijat di tutup seminggu menjelan puasa Ramadan, dan seminggu setelah lebaran" imbuhnya.
 
Jika ada panti pijat berani buka pada bulan ramadan, maka sanksinya, izin operasionalnya di cabut. "Pemkab tidak main-main dalam hal ini, jika melanggar kami akan tindak tegas," tuturnya.
 
Informasi dihimpun SINDO, panti pijat di Gowa tidak sepenuhnya menjalankan izin operasional yang diberikan. Usaha layanan kebugaran ini menawarkan pijat plus. "Panti pijat di Gowa tidak sepenuhnya menjalankan sesuai izin. Kalau Pemkab minta bukti saya buktinya, karena saya sendiri yang pernah alami," kata salah seorang sumber yang minta namanya dirahasiakan. baharuddin.

(Baharuddin (Koran Sindo)/Koran SI/ydh)

Anggota DPRD Gowa Desak Izin Operasi Panti Pijat Dicabut Gallery