JAKARTA - Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap dan menuntaskan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan driving simulator alias alat uji simulasi pengemudi.
“Mendesak KPK menangkap atau menuntaskan kasus korupsi ini sampai ke akar-akar alias penentu kebijakan proyek ini pada perwira tinggi Polri, bukan pada perwira menengah atau bintara,” ungkap Uchok kepada Okezone, Selasa (31/7/2012).
Menurut Uchok, dugaan korupsi yang dilakukan oleh Korps Polisi Lalu Lintas (Korlantas) diperkirakan mencapai Rp198.7 miliar. Korupsi itu kata dia, berasal dari sejumlah program.
“Pertama, driving simulator uji ketrampilan pengemudi R2 (roda dua) dengan nilai sebesar Rp55.3 miliar. Kedua, driving simulator uji ketelampilan pengemudi R4 (roda empat) dengan anggaran Rp143.4 miliar,” imbuhnya.
Lanjut dia, pengadaan driving simulator uji ketelampilan pengemudi R2 atau R4, pengadaan lelang telah dibuka sejak 21 januari 2011 sampai 08 Februari 2011. Driving simulator merupakan alat uji simulasi pengemudi dalam konteks pendidikan yang merupakan alat bantu peraga dan bahan uji yang diperuntukan kepada pengajar atau instruktur dan siswa.
Uchok berharap, KPK dapat menuntaskan kasus korupsi ini sehingga tak bernasib seperti kasus rekening gendut kepolisian yang tidak ada ujung pangkalnya hingga sekarang. “Dan juga jangan seperti kasus rekening gendut Polisi yang sampai sekarang, KPK kehilangaan akal untuk penyelidikan kasus ini,” imbuhnya.
Bagi dia, kasus gratifikasi asmara antara Brotoseno dan Angelina Sondakh bisa dimaklumi, namun dugaan korupsi driving simulator ini bisa menampar lembaga kepolisian sebagai lembaga penegak hukum.
“Dan sebagai aparat penegak hukum, dengan terungkapnya kasus ini, sangat memalukan untuk instutusi polisi. Kalau grafitasi asmara antara Brotoseno dengan Angie, publik bisa memaafkan sekali,” pungkas dia.
(ful)
0 comments:
Post a Comment