Tuesday, July 10, 2012

Menemukan Esensi Liberalisme


Judul Buku : Menemukan Kembali Leberalisme
Penulis    : Ludwig von Mises
Penerbit : Freedoom Institute
Cetakan    : Desember 2011
Tebal : Cover + 243 halaman
Harga : Rp47.000

Gerakan antiliberal pada abad 19 telah banyak meracuni pandangan masyarakat. Dapat dipastikan, hampir separuh masyarakat di permukaan bumi, baik secara samar maupun terang-terangan, menganggap bahwa liberalisme dengan ciri kapitalis hanya mendukung kelompok tertentu untuk memeroleh kemakmuran dan kenyamanan hidup. Bahwa ada “kambing hitam” yang menanggung kesensaraan sehingga kapitalisme berhasil mewujudkan cita-cita yang diinginkan, yakni kesejahhteraan kelompok tertentu (pemilik modal).

Buku Menemukan Kembali Liberalisme hadir sebagai reaksi kritis terhadap tuduhan tersebut dan mencoba menegaskan kembali esensi liberalisme yang selama ini berusaha dikaburkan oleh golongan antiliberal. Bagi penulis, Liberalisme itu sendiri adalah idiologi, doktrin tentang hubungan setara antara anggota masyarakat. Satu hal janji liberalisme adalah kemajuan dan kesejahteraan material semua orang dalam suasana damai tanpa rintangan (hal. 226).

Dengan beberapa fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, penulis berani mengatakan bahwa kebijakan antiliberallah yang menganjurkan agar kebutuhan hari ini tersedia dengan melimpah dan mengorbankan masa depan. Program antiliberalisme itu telah berkembang menjadi eksperimen sosialis yang justru berakibat pada penurunan produktifitas kerja dan peningkatan kemiskinan dan kesengsaraan.

Namun, meskipun sejak kelahirannya tidak pernah diterima secara institusional, leberalisme ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Apa yang kita rasakan dengan berkembangnya sistem produksi dan teknologi di era global ini, tak dapat disangkal merupakan dampak libelisme pemikiran yang ada. Potret ini juga dapat ditilik dari catatan sejarah sebelum meletusnya perang dunia akibat perlawan terhadap liberalisme. Liberalisme telah menurunkan kematian bayi, dimana sebelum masa itu merupakan momok yang menakutkan. Liberalisme telah mengubah pekerja dinegara-negara industri Eropa, Amerika dan wilayah kekuasaan inggris menjadi lebih baik dan terhormat. Tidak hanya bisa makan dan minum. Pendidikan pun semakin membaik. Sekat-sekat pemisahan antara tuan dan hamba sahaya, penindasan politik dan penganiayaan karena kebangsaan telah sirna.

Adagium yang cukup menarik diketegahkan oleh Ludwig von Mises dalam pengantarnya. Jika seorang dokter menjelaskan kepada pasiennya yang sangat menginginkan makanan yang lezat namun membahayakan bagi kesehatan, maka tak seorangpun akan menolak dan mengatakan dokter tidak peduli pada pasiennya.

Walaupun sedikit berat, si pasien akan tetap mengkuti instruksi dari dokter. Ini dilakukan untuk kebaikan yang panjang dimasa depan dengan berani mengorbankan kesenangan yang bersifat sementara. Liberalisme Ekonomi sebenarnya lahir untuk itu. Ia mengingikan yang terbaik bagi semua orang dalam jangka panjang, menghilangkan kesensaraan dan kemiskinan.

Buku setebal 243 halaman ini membahas banyak hal yang harus dipahami dengan seksama ihwal liberalisme. Dasar-dasar kebijakan liberal seperti hak milik, kebebasan perdamaian, persamaan, toleransi tak luput dari pembahsan penulis.  Bagi saya, pembahasan yang cukup detail disamping untuk memberi penegasan terhadap esensi liberalisme, tak lain ditujukan untuk menghilangkan stigma-stigma negatif yang selama ini gencar disuguhkan oleh kelompok antiliberal.

Secara spesifik, buku ini berusaha mengungkap fakta sejarah bahwa gerakan intelektual telah mendorong terciptanya peradaban modern melalui pembangunan ekonomi pasar bebas dan pembatasan terhadap pemerintah dengan meberikan kebebasan terhadap individu. Inilah inti liberalisme dalam buku ini.

Sebagai seorang yang telah menjadi corong utama aliran ekonomi Austria, kiranya, gagasan-gagasan Ludwig dalam buku ini tidak bisa diremehkan dan cukup layak dijadikan dasar pijak untuk kemajuan masyarakat kedepan. Wallahu a’lam.

Peresensi: Miftahul Arifin
Penikmat Buku Asal Sumenep dan Peneliti Idea Studies Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo semarang.


(//mbs)

Menemukan Esensi Liberalisme Gallery

Menemukan Esensi Liberalisme Menemukan Esensi Liberalisme Menemukan Esensi Liberalisme Menemukan Esensi Liberalisme Menemukan Esensi Liberalisme Menemukan Esensi Liberalisme Menemukan Esensi Liberalisme

0 comments:

Post a Comment