KPK: Bukti Suap Rp3 Miliar Bupati Buol Hilang

Foto: (dok okezone)

JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata belum menyita uang Rp3 miliar bukti suap terhadap Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu, terkait penerbitan surat Hak Guna Usaha PT Hardaya Inti Plantations.

Juru Bicara KPK, Johan Budi, mengatakan penyidik kehilangan jejak uang tersebut setelah Amran Batalipu berhasil lolos dari operasi tangkap tangan yang digelar di Buol, akhir Juni lalu.

"Pada saat Yani Anshori ditangkap uangnya sudah tidak ada. Uang (bukti suap) belum disita," kata Johan Budi saat dihubungi Okezone, Senin (9/7/2012).

KPK menduga uang tersebut dibawa lari oleh Amran Batalipu. Menurut Johan Budi, penyidik sedang menelusuri di mana keberadaan uang tersebut. "Amran kan lari saat mau ditangkap. Uang itu akan ditelusuri dimana keberadaannya," terang Johan.

Dugaan suap terhadap Bupati Buol, Amran Batalipu, terjadi setelah KPK berhasil menangkap tangan Manajer PT Hardaya, Yani Anshori, yang hendak menyuapnya, pada 26 Juni 2012. Saat itu, Amran berhasil lolos dari penggerebakan KPK karena memang dihalang-halangi ratusan pendukungnya. Amran baru bisa ditangkap KPK, Jumat dini hari, 6 Juli 2012.

Sehari setelah operasi tangkap tangan suap Bupati Buol, KPK menangkap Gondo Sujono, Sukirno, dan Dedi Kurniawan di di Bandara Soekarno-Hatta. Dua nama terakhir belakangan dilepas karena dianggap belum ada keterlibatan mereka di suap tersebut.

KPK akhirnya membuka jumlah pasti berapa nilai uang suap tersebut setelah berhasil menggelandang Amran Batalipu ke dalam Rumah Tahanan KPK, Jumat pekan lalu. Sebelumnya, demi kepentingan penyidikan jumlah uang suap sengaja dirahasiakan penyidik.

"(Sekarang), jumlah uang suap diduga Rp 3 miliar," kata Bambang Widjojanto di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (6/7/2012).

(sus)

KPK: Bukti Suap Rp3 Miliar Bupati Buol Hilang Gallery