Monday, June 11, 2012

Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati

Foto: (dok okezone)
Foto: (dok okezone)

PEKANBARU– Pemerintah diminta segera mengusut tuntas kasus matinya dua belas ekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Aceh dan Riau.

Di Aceh, tercatat lima ekor gajah mati antara Maret dan Juni 2012. Dua ekor gajah ditemukan mati di Aceh Jaya pada bulan Maret dan Mei, disusul dengan tiga ekor gajah yang mati di kawasan perkebunan masyarakat di Aceh Timur pada tanggal 2 Juni.

“Kami sangat menyayangkan matinya gajah-gajah tersebut. Pengembangan perkebunan pada jalur-jalur lintasan gajah ini yang memicu terjadinya konflik yang berkepanjangan. Meningkatnya konflik gajah ini mengindikasikan perlunya segera implementasi Protokol Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia di Aceh. Pemerintah dan pihak-pihak terkait Aceh perlu segera memprioritaskan hal ini,” kata Dede Suhendra, Manajer Program WWF Aceh dalam rilisnya kepada Okezone, Senin (11/6).

Sementara untuk di Riau, sepanjang Maret-Juni 2012 tercatat 7 kematian gajah di kawasan blok hutan Tesso Nilo. Kasus kematian yang terakhir ditemukan di konsesi perusahaan kayu akasia pada 7 Juni 2012, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Seekor gajah jantan muda ditemukan mati dengan kondisi gading hilang.

Kematian tujuh gajah secara beruntun di blok hutan Tesso Nilo ini sedang diselidiki oleh Balai Taman Nasional Tesso Nilo, BBKSDA Riau dan pihak kepolisian.

Banyaknya kasus kematian gajah akhir-akhir ini sangat mengkawatirkan, mengingat peningkatan yang drastis dari periode sebelumnya. Pada tahun 2011 tidak ada catatan gajah mati di Tesso Nilo, dan hanya ada dua kematian gajah di seluruh provinsi Riau pada tahun tersebut. Perambahan yang berlangsung di dalam taman nasional tersebut diduga menjadi salah satu penyebab semakin tingginya konflik manusia-gajah yang berujung pada kematian gajah. Selain itu, perlu diselidiki kemungkinan adanya pihak-pihak yang memanfaatkan konflik untuk mendapatkan gading gajah.

“Perambahan di Taman Nasional Tesso Nilo harus ditangani dengan serius dan segera. Jika tidak konflik manusia dengan gajah akan terus terjadi di kawasan yang dicadangkan menjadi Pusat Konservasi Gajah tersebut. Kementerian Pertanian dan dinas terkait di daerah juga harus peduli dan mengontrol secara ketat keberadaan rantai pasok industri kelapa sawit dan perizinannya serta implikasinya dengan kawasan konservasi dan keanekaraman hayati," ujar Suhandri, Manajer Program WWF Riau

Sementara itu Direktur Program Kehutanan, Spesies dan Air Tawar WWF-Indonesia, Anwar Purwoto, mengatakan,  pihaknya siap membantu pemerintah dan penegak hukum untuk mengusut tuntas setiap kematian gajah yang terjadi Termasuk menangkap para pemburu satwa dilindungi ini.

"Selain itu kami juga meminta meningkatkan efektivitas, intensitas dan luasan cakupan patroli pencegahan konflik, baik yang dilakukan oleh tim khusus maupun yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat di habitat gajah,”katanya.
(crl)

Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati Gallery

Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati Tiga Bulan, 12 Gajah Sumatera Mati

0 comments:

Post a Comment