Thursday, June 14, 2012

Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan

Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)

JAKARTA - Otonomi khusus yang diberikan pemerintah pusat belum banyak memberikan perubahan bagi masyarakat Papua. Warga pulau paling timur Indonesia ini pun masih terdiskriminasi dan termarjinalkan dalam bidang pendidikan.

Pengangguran dan jumlah warga yang terjangkit virus HIV AIDS, juga mengalami peningkatan. Hal ini pula yang dinilai menyebabkan masih banyaknya gejolak di Papua.

Demikian disampaikan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Lautahrihari, Jakarta, Jumat (15/6/2012). "Situasi seperti itu yang melatarbelakangi kekerasan yang terjadi di Papua," terangnya.

Ifdhal menjelaskan, infrastruktur di Papua menjadi barang mahal, sehingga menimbulkan semangat kedaerahan cukup tinggi di Papua. "Dengan dasar seperti ini, pemerintah tidak boleh bereaksi dengan cara keras," sambungnya.

Pemerintah, kata dia, harus melakukan pendekatan kebijakan pada akses pendidikan dan ekonomi. Selain itu juga memberikan penghargaan secara bermartabat. “Tudingan bahwa aksi warga Papua merupakan tindak sparatis, ini justru akan membangkitkan perlawanan dari mereka," ujarnya.

Kekerasan di Papua, kata dia, harus diubah framenya. "Kalau masih sama dengan cara Orde Baru, ini tidak akan berakhir," pungkasnya.

Komnas HAM mencatat rentetan peristiwa kekerasan yang terjadi di Papua antara lain, penembakan di wilayah Puncak Jaya, penembakan di Timika, kekerasan pada Kongres Rakyat Papua III dan penembakan pesawat Trigana.

(ded)

Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan Gallery

Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan Kekerasan di Papua Masih karena Kesenjangan

0 comments:

Post a Comment