DPR: Biaya Hibah Hercules dari Australia Bisa Beli Pesawat Baru

Ilustrasi (Foto: wikipedia)

JAKARTA - Selain membicarakan perihal perkembangan kondisi keamanan di Papua, pertemuan antara Ketua Komisi I DPR Mahfudz Sidiq dengan Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, juga membicarakan tentang hibah pesawat Hercules dari Pemerintah Australia untuk Indonesia.
 
"Tadi juga ditanyakan soal hibah Hercules, informasi yang kita terima, itu membutuhkan biaya sekitar USD60 juta. Ada informasi, biaya itu terlalu tinggi untuk retrofit, pengiriman plus suku cadang," kata Mahfudz kepada wartawan di DPR, Jakarta, Senin (16/07/2012).
 
Meskipun Komisi I belum secara langsung memperoleh penjelasan dari Kementerian Pertahanan, namun menurut Mahfudz jumlah tersebut dinilai terlalu besar. Bahkan jumlah biaya itu dapat digunakan untuk membeli pesawat Hercules yang baru.
 
"Memang sampai sekarang Komisi I belum mendapatkan penjelasan dari Kemhan mengenai kontrak hibah tersebut dan berapa besaran biayanya dan untuk apa saja. Tetapi dengan USD60 juta itu, Komisi I menganggap itu terlalu tinggi. Dan anggaran sebesar itu sebenarnya bisa digunakan untuk membeli beberapa Hercules yang baru," paparnya.
 
Kendati demikian, menurut pihak Australia, kerjasama tersebut akan tergantung pada kontrak yang telah disepakati. Kementerian Pertahanan lah yang seharusnya menjelaskan kontrak antara dua pihak tersebut.
 
"Tetapi tadi dari Menlu dan Dubes Australia mengatakan, bahwa semua itu tergantung pada kontrak yang disepakati kedua belah pihak dan mereka mengatakan pihak Kemhan yang lebih paham untuk menjelaskan hal itu," tandasnya.

(lam)

DPR: Biaya Hibah Hercules dari Australia Bisa Beli Pesawat Baru Gallery