(Foto: Koran SI)
NUSA DUA - Wakil Presiden Boediono membuka secara resmi Konferensi Internasional Perlindungan Saksi dan Korban di Nusa Dua, Bali. Konferensi akan digelar selama tiga hari.
Dalam sambutannya, Boediono mengatakan untuk menangani kejahatan lintas negara yang terorganisir atau transnational organizes crime, seperti narkoba, terorisme, dan kejahatan dunia maya, perlu kerja sama yang kuat antarnegara.
Kejahatan tersebut, selain menimbulkan kerugian dalam jumlah besar, juga menyebabkan jatuhnya korban yang tidak sedikit.
Indonesia, kata Boediono, berkomitmen memberantas kejahatan serius tersebut dengan meratifikasi konvensi internasional yang mengikat di antaranya United Nation Convention Against Transnational Organized Crime, Desember 2003 dan United Nation Convention Againts Corruption, September 2003.
”Peran saksi dan korban sangatlah penting untuk mengungkap kejahatan serius lintas negara dan teroganisir,” tegasnya, Senin (11/6/2012).
Hal senada diungkapkan Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai. Kata dia, sejak LPSK berdiri pada 2008 lalu, jumlah pengajuan perlindungan saksi dan korban terus meningkat.
Banyak saksi dan korban merasa terancam jiwanya atau menerima intimidasi sehingga sulit memberikan kesaksian.
”Perlindungan saksi dan korban adalah mutlak dan menjadi alat untuk memberantas kejahatan serius. Lebih jauh lagi untuk mengungkap kejahatan untuk mewujudkan rules of law,” tegasnya.
Diharapkan, lewat konferensi ini, akan dilahirkan komitmen bersama akan pentingnya penanganan hak saksi dan korban. Kerja sama diarahkan agar saling mendukung dalam rangka penguatan antarlembaga dalam rangka menjalankan amanat melindungi saksi dan korban.
Konferensi dihadiri 260 peserta dari 18 negara. Dari dalam negeri, hadir perwakilan dari Kepolisian, Kanwil Hukum dan HAM, Kejaksaan, Kesbanglinmas, serta stakeholders lembaga perlindungan saksi dan korban lainnya.
(ton)
Wapres: Atasi Kejahatan Lintas Negara Perlu Kerja Sama Kuat Gallery
0 comments:
Post a Comment