Tuesday, June 19, 2012

Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik?

Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

JAKARTA - Berkali-kali insiden penembakan oleh orang tak dikenal terjadi di bumi Cenderawasih, banyak warga tak berdosa menjadi korban dalam insiden tersebut. Terakhir, seorang PNS Perhubungan Kodam XVII Cendrawasih yang tengah dalam perjalanan pulang usai bekerja pun menjadi sasaran penembakan.

Pengamat Papua, Frans Ansanay, menilai bahwa maraknya penembakan di tanah Papua diduga akibat adanya keinginan aparat di wilayah tersebut untuk mendapatkan kucuran dana besar dengan alasan untuk menjaga keamanan di Papua.

"Ada fenomena terjadi di Papua bahwa terjadinya insiden ini sangat terkait erat dengan bagaimana kenaikan pangkat, promosi jabatan, dan dana untuk keamanan. Ini cerita lama yang selalu jadi perdebatan," ujar Frans kepada Okezone, Selasa (17/6/2012).

Lebih lanjut Frans mengatakan bahwa jika tiap kali ada insiden di Papua tak lama berselang langsung ada promosi jabatan atau penambahan pasukan keamanan yang pada akhirnya menaikan anggaran untuk menjaga keamanan di Papua.

Terkait maraknya penembakan namun tak pernah terungkap pelakunya, Frans mengaku heran dengan kerja aparat kepolisian tersebut. Dia membandingkan dengan Kepolisian yang sangat antusias dalam menangkap teroris. "Kalau negara kita mampu menangkap teroris, maka untuk Papua mengapa tidak bisa melakukan hal yang sama?," tanya Frans.

Sementara mengenai tewasnya Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni, Frans pun tak habis pikir. Padahal korban tidak seharusnya ditembak. "Diproses hukum saja ngapain ditembak, kalau dia pakai senjata mana senjatanya? Saya kecewa mengapa negara kita ini selalu menggaung-gaungkan NKRI sebagai harga mati, tapi pembiaran orang untuk hidup dalam kesejahteraan yang baik, mereka menuntut hak-haknya justru terbentur dengan sekuriti yang ekstim, ini kan tidak manusiawi," paparnya.

Dengan maraknya penembakan tersebut, sambungnya, maka akan menambah daftar panjang catatan kelam pelanggaran HAM di Papua. "Tembak maka menambah daftar tuntutan pelanggaran HAM di Indonesia, untuk menghindari maka pendekatan persuasif dan hukum yang lebih manusiawi, bukan dengan membunuh seperti hewan," ucapnya.

Keanehan lainnya yaitu aparat kepolisian di Papua dengan mudah menembak seorang aktivis KNPB, Mako Tambuni sementara para koruptor di Papua aman bebas berkelana. "Koruptor merajalela susah ditangkap dan tidak bisa ditembak mati, kalau aktivis yang menuntut haknya untuk hidup sejahtera dibunuh. Kenapa koruptor tidak bisa dibunuh?," tegasnya.

Seperti diketahui, sebulan terakhir rangkaian penembakan yang terjadi di Papua masih menjadi teka teki pelakunya, seorang Warga Negara Jerman, Dietman Pieper, ditembak saat bersantai di pondok wisata Port Numbay, Distrik Japut, Kelurahan Tanjung Ria, Jayapura 29 Mei lalu. Korban mengalami luka dan dirawat di RS di Singapura setelah sebelumnya dirawat di RSUD Jayapura.

Kemudian, seorang remaja bernama Gilbert Febrian Madika (16) menjadi korban penembakan orang tidak dikenal di kawasan Skyline Jl Raya Jayapura-Abepura (4/6/12). Kejadian penembakan pun kembali terjadi esok harinya, Selasa 5 Juni. Sekelompok orang tidak dikenal melakukan penembakan terhadap dua orang warga sipil, Iqbal Rival dan Hardi Javanto. Peristiwa tersebut terjadi di Jayapura, atau tepatnya Jalan Raya Jayapura menuju Abepura.

Pada hari yang sama, anggota TNI Pratu Frangki Kune (25) ditemukan terkapar bersama dua warga sipil yang ditembak Orang Dikenal (OTK). Para korban penembakan tersebut harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit.

Setelah itu, Rabu 6 Juni sekitar pukul 21.10 WIT penembakan kembali terjadi di Jalan Baru belakang Kantor Walikota Jayapura, Arwan Apuan seorang PNS Perhubungan Kodam XVII Cendrawasih harus dirawat intensif setelah peluru mengenai leher kiri tembus rahang kirinya.

Kemudian baru-baru ini seorang satpam pertokoan Saga Mall Abepura yang nyambi menjadi tukang ojek menjadi korban penembakan OTK di halaman FKIP Universitas Cenderawasih, korban Tri Surono (35) tewas di lokasi kejadian dengan luka tembak di leher bagian belakang dan punggung.

(sus)

Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik? Gallery

Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik? Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik? Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik? Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik? Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik? Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik? Penembakan di Papua agar Anggaran Polri Naik?

0 comments:

Post a Comment