Monday, June 18, 2012

Langsing dengan "Memanipulasi" Otak


VIVAlife - Wanita memikirkan makanan dua kali lebih banyak dibandingkan seks. Bahkan, makanan adalah satu-satunya hal yang dipikirkan wanita di pagi hari dan hal terakhir yang dipikirkan di malam hari, adalah efek dari makanannya.

Andy Puddicombe, penulis buku berjudul "The Headspace Diet", mengklaim mampu mengubah cara Anda berpikir tentang makanan. Hal tersebut bisa  membantu Anda menurunkan berat badan hanya dalam waktu 10 hari.

Menurut Puddicombe, kunci untuk mengubah cara berpikir tentang makanan dalam memanfaatkan kekuatan meditasi untuk membuat kita lebih peduli. Seperti dilansir Daily Mail, ia mengatakan bahwa kita harus membersihkan otak kita dari hal-hal yang bersifat negatif seperti pesan-pesan yang tidak sehat, dorongan seputar makanan, serta mengatur ulang tubuh dan mental kita.

Namun, untuk memulainya kita perlu mengidentifikasi termasuk food thinker seperti apa kita, karena hanya dengan mengetahui dan mengakui pemikiran negatif serta pola makan terkait. Kita dapat memulai menggunakan kesadaran untuk mengatasinya. Jadi, food thinker tipe apa Anda?

The Nibbler
Anda sangat senang mengemil, bahkan camilan harus selalu ada di dalam mulut, tak peduli lapar atau tidak. Anda menolak diet-diet sehat, karena Anda berpikir pola makan sudah baik. Sayangnya, pola makan Anda tidak menurunkan berat badan.

Hal yang menjadi masalah adalah Anda terus menerus berpikir tentang makanan berikutnya. Jika hal ini terus-menerus berlangsung, Anda berada dalam masalah besar karena makan terlalu banyak dan terlalu sering.

Tenang, Anda tidak perlu menghentikan kebiasan mengemil. Tapi, Anda hanya perlu tetap pada pola makan tiga kali sehari dengan tambahan dua waktu mengonsumsi camilan sehat seperti buah. Selebihnya, segera berhenti mengunyah.

The Gorger
Meskipun Anda putus asa dalam menurunkan berat badan, Anda tetap merusak diri sendiri dengan mengonsumsi junk food. Bagi Anda, diet yang dijalani tak akan pernah berhasil. 

Masalahnya, pola ini dipicu oleh faktor emosi. Anda akan merasa lapar ketika kesepian, cemas, kesal, atau bahkan ketika senang. Tapi, dengan menyerah kepada hal tersebut Anda hanya akan berahir pada kebencian terhadap diri sendiri.

Untuk mengatasi hal ini, latihlah diri untuk meningkatkan kepercayaan diri dan gunakan kesadaran Anda untuk melatih otak sehingga tidak lagi menganggap makanan sebagai pelampiasan atau hadiah.

The Diet Junkie
Atkins, Dukan, sup kubis sudah pernah Anda coba. Tak melihat nutrisi di dalamnya, Anda hanya melihat makanan sebagai obat penurun berat badan sehingga terus-menerus melakukan 'lompatan' diet.

Yang menjadi masalah adalah kurangnya nutrisi dalam diet, menempatkan tubuh sebagai parameter yang mengacu pada berat badan terakhir. Sehingga, Anda selalu merasa tak puas dan merasa bersalah.

Solusinya, berhentilah berpikir bahwa diet ekstrim akan membantu Anda mencapai kesempurnaan fisik. Karena faktanya, hal tersebut tak akan membantu banyak. Beralihlah ke diet yang seimbang dengan porsi yang lebih kecil.

The Binger

Anda memiliki keinginan kuat dalam mengikuti aturan diet ketat dan 90 persen makanan yang diasup adalah makanan sehat. Tapi, Anda bisa beralih dari kontrol ekstrim ke hal-hal yang bisa merusak diri seperti mengonsumsi asupan tinggi gula.

Masalahnya, kontrol makanan bisa menggagalkan semua niat baik dan dapat memiliki efek adiktif. Pola makan ini sering datang karena beban emosional, termasuk perasaan yang kuat dari rasa bersalah dan malu. Tenang, mengombinasikan aturan ketat dengan asupan teratur makanan 'terlarang' dapat menghentikan ketidakpastian diet ekstrim Anda.

The Zombie
Anda makan di luar kebiasaan dan rutinitas. Anda bahkan hampir tidak sadar apa yang ada dalam mulut. Termasuk, cenderung mengonsumsi makanan olahan yang tidak memiliki nilai gizi.

Cara untuk menghentikannya, berhenti makan di depan televisi atau di meja. Sediakan waktu untuk berpikir apa yang akan Anda makan. Makanlah makanan yang baik dan nikmati setiap Anda mengunyah.

The Comfort Eater
Anda makan karena alasan emosional. Termasuk, menggunakan makanan untuk mengisi kekosongan emosional dan mengalihkan perhatian dari perasaan yang menyakitkan. Anda menganggap makanan adalah hal yang dapat membuat merasa lebih baik. Sayangnya, untuk sementara waktu.

Masalahnya, Anda tidak berhubungan dengan sinyal lapar. Anda kerap menolak makanan sehat dan seimbang dan lebih memilih makanan berkalori tinggi. Solusinya, latihan kesadaran seperti berhenti sepuluh detik sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suatu makanan. Hal ini akan membantu  mengabaikan 'obrolan otak' yang mendesak Anda makan di saat yang tidak tepat.

Langsing dengan "Memanipulasi" Otak Gallery

Langsing dengan "Memanipulasi" Otak Langsing dengan "Memanipulasi" Otak Langsing dengan "Memanipulasi" Otak Langsing dengan "Memanipulasi" Otak Langsing dengan "Memanipulasi" Otak Langsing dengan "Memanipulasi" Otak Langsing dengan "Memanipulasi" Otak

0 comments:

Post a Comment