Sunday, June 3, 2012

Eksplorasi Filsafat Sarah Winman

Judul Buku     : When God Was a Rabbit

Penulis     : Sarah Winman
Penerjemah     : Rini Nurul Badariah
Penerbit     : Bentang
Terbit         : Cetakan I, 2011
Halaman     : vi + 398 halaman
ISBN         : 978-602-8811-63-7


Menikmati filsafat tidak harus melalui buku-buku ilmiah. Filsafat dapat kita nikmati melalui buku sejenis novel. Selain lebih mudah dipahami, menelisik unsur-unsur filsafat dalam karya fiksi tentu tidak perlu mengkerutkan kening. Bahkan, menyelami filsafat dalam fiksi akan menyenangkan, sebagaimana kita berenang dalam sebuah kolam yang airnya sangat jernih.

Menurut Poerwantana (1988), filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.

Salah satu unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel When God Was a Rabbit karya Sarah Winman ini adalah filsafat. Novel ini menceritakan tokoh Elly yang berada di tengah-tengah keluarga yang eksentrik. Elly dilahirkan saat terjadinya demo besar-besaran di jalanan Paris, tahun serangan Tet atau pengerahan pasukan sepanjang Perang Vietnam, atau, di saat Martin Luther King menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Sejak kecil, sejumlah pertanyaan tentang Tuhan muncul dari benak Elly. Ini bermula ketika ia tidak pernah merasakan kasih sayang dari siapa pun. Ibu Elly tidak peduli terhadap anaknya setelah mengalami shock sejak ibunya—nenek Elly—mengalami tabrakan dan menyebabkan kematian. Kecelakaan yang mengerikan ini merenggut nyawa dua puluh tujuh turis. Bus yang ditumpanginya hancur setelah menabrak pohon pinus.

Sejak saat itulah ibu Elly mengalami goncangan jiwa hingga Elly berusia tiga tahun. Apakah Tuhan mengasihi semua orang? Pertanyaan ini muncul dari mulut Elly ketika tidak pernah merasakan kasih sayang dari siapa pun, termasuk dari ibunya sendiri. Bahkan, beberapa pertanyaan serupa secara bertubu-tubi disampaikan kepada ibu Elly. Ibu Elly kaget mendengar pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari anak di bawah umur.

Sebagai seorang ibu, tentu ia memberikan jawaban yang bijaksana. Tuhan Maha Pengasih kepada semua makhluknya. Elly menghargai pendapat ibunya, tetapi ia juga memiliki sebuah pernyataan bahwa Tuhan mengasihi semua orang, kecuali Elly.
Elly mempercayai pengaruh doa. Suatu ketika, Elly menyimak doa yang dibacakan Shema Yisrael. Ia percaya bahwa Tuhan tidak akan mengabaikan doa hambanya. Inilah yang menyebabkan Elly tetap memiliki semangat hidup di tengah kondisi keluarga yang tidak memperhatikan keberadaannya.

Ironisnya lagi, ayah Elly sudah lama tidak mempercayai adanya Tuhan. Namun, suatu saat, tiba-tiba ia melontarkan kata-kata doa dan berharap sang Tuhan mendengarkan doa tersebut. Ternyata, doa itu terkabulkan. Sejak saat itulah, ayah Elly merasa bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini pasti atas kehendak Tuhan.

Kehidupan keluarga Elly berubah setelah seekor kelinci berwarna putih muncul di tengah-tengah mereka. Kelinci tersebut diberi nama God. Jika Anda menerjemahkan judul novel ini secara leksikal, Anda harus berhati-hati. Sebab, dalam novel ini terdapat kelinci bernama God.

Novel ini ditulis dengan gaya memoar yang memotret sebuah keluarga dengan aneka problem yang dihadapinya. Novel yang menyajikan konflik internal keluarga ini seakan-akan menegaskan bahwa Tuhan selalu turut campur dalam setiap episode drama manusia.

Inilah kemudian yang ditangkap Elly ketika dirinya ditimpa beban permasalahan di usia muda. Begitu juga ayah Elly. Ia akhirnya menjadi penganut Tuhan setelah cukup lama menjauhinya. Membaca novel ini tentu harus lebih teliti dan lebih cermat. Sebab, terdapat sejumlah kosa kata baru yang tidak disertai glosarium. Namun, jika Anda berminat membaca buku ini, lewati saja setiap kata yang sulit dimengerti. Anda tidak perlu khawatir tidak bisa menarik benang merah cerita tersebut. Apalagi, berfilsafat melalui novel pasti terasa lebih mengasyikkan.

Oleh Suhairi Rachmad*

*Suhairi Rachmad adalah alumnus Fakultas Sastra Universitas Jember, Kini tinggal di  Sumenep Madura.


(//ahm)

Eksplorasi Filsafat Sarah Winman Gallery

Eksplorasi Filsafat Sarah Winman Eksplorasi Filsafat Sarah Winman Eksplorasi Filsafat Sarah Winman Eksplorasi Filsafat Sarah Winman Eksplorasi Filsafat Sarah Winman Eksplorasi Filsafat Sarah Winman Eksplorasi Filsafat Sarah Winman

0 comments:

Post a Comment