Monday, June 25, 2012

DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan

Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menyesalkan tindakan pasukan TNI karena  melakukan teror kepada penduduk kampung Kersikan, Kaligentong, Tulungagung. 
 
Dia juga sangat menyesalkan sikap Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) karena telah mengabaikan surat protes anggota DPR terkait rencana latihan perang di pemukiman penduduk Kersikan.
 
"Sangat disesalkan KSAD mengabaikan surat protes anggota DPR Dapil Tulungagung tertgl 12 Juni 2012, terhadap rencana latihan perang di pemukiman penduduk di Desa Kersikan, Kec Kaligentong, Tulungagung. Argumen hukum protes tersebut merujuk pada Buku Inventaris Tanah Tahun 2005/2006 oleh BPK, yang menyatakan bahwa tanah perkebunan milik negara tersebut tidak masuk dalam daftar nominatif inventaris tanah yang dikuasakan ke Kodam V/ Brawijaya," kata dia.
 
Menurut anggota Komisi III DPR RI itu, pada tanggal 19 Juni, pasukan Kompi Yonif 511/DY Brigif 16/Wira Yudha diwakili oleh Gatot Sujatmiko berdebat dengan penduduk yang memblokir jalan masuk kampung Kersikan.
 
Penduduk keberatan kampung hunian tersebut dijadikan latihan perang tetapi setelah bertahan tiga hari memblokir, pada tanggal 22 jam 05.00 pagi tentara memutar dan melakukan tembakan-tembakan di tengah kampung. Peristiwa itu menyebabkan penduduk, Wakijah, tidak sadarkan diri karena kaget. Dia dilarikan ke RS Campur Darat Tulungagung.
 
"Yang aneh, sejak tanggal 20 Juni 2012, TNI melakukan razia KTP dan melarang penduduk dari luar Kersikan untuk masuk dan berkunjung ke daerah tersebut. Hingga tanggal 23 TNI masih melakukan latihan perang meski melampaui batas waktu dalam surat pemberitahuan (22/6). Yang lebih aneh, tanggal (25/6) pasukan TNI dari Malang juga melakukan latihan, tanpa pemberitahuan sebelumnya yang konon akan berlatih hingga tanggal 28 Juni 2012," kata dia.
 
"Saya mendukung protes penduduk atas arogansi TNI AD yang sewenang-wenang melakukan latihan tempur di tengah pemukiman penduduk di saat mereka memperjuangkan hak atas pemilikan tanah yang telah mereka huni selama tiga generasi. TNI sengaja melakukan intimidasi dan teror dengan melakukan latihan perang dalam waktu panjang, tanggal 19-28 Juni 2012," imbuhnya.
 
Ironisnya, kata dia, dua lokasi latihan perang TNI, justru disewakan ke pengusaha, yaitu di Kecamatan Ponggok, Blitar yang kini  jadi kebun pepaya, dan di Madiun/Magetan menjadi kebun tebu. Sebelum upaya pengusiran, tanah Kersikan tersebut disewakan Puskopad kepada PT Golden Makmur yang menurut laporan penduduk, pemiliknya terlihat aktif mensupply makanan untuk pasukan selama berlangsungnya latihan perang.
 
Lanjut Eva, upaya 'pengusiran' penduduk oleh TNI AD sebelumya sudah dicoba melalui pengedaran surat pernyataan kesediaan meninggalkan perkampungan pada akhir Mei 2012. Penolakan penduduk untuk tanda tangan tampaknya direspon pihak TNI dengan perubahan strategi teror dengan menjadikan kampung tersebut sebagai latihan perang sejak tanggal 2 Mei 2012 lalu.
 
"Saya meminta ketegasan KSAD untuk menghentikan teror pasukan AD di Kediri dan Malang terhadap penduduk Kersikan Tulungagung. Saya juga meminta pimpinan Komisi I segera melakukan mediasi sebagaimana yang dijanjikan kepada penduduk saat menerima pengaduan mereka pada tanggal 18 Mei yang lalu di DPR," pungkasnya.
 

(abe)

DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan Gallery

DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan DPR Protes Latihan TNI di Tengah Perkampungan

0 comments:

Post a Comment