Saturday, June 23, 2012

"Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana"

Ray Rangkuti/batik (Foto: Okezone)
Ray Rangkuti/batik (Foto: Okezone)

JAKARTA - Pengamat Politik, Ray Rangkuti, mengamati budaya politikus di Indonesia tidak ubahnya dengan visi seorang pengusaha.

"Kalau dari awal mereka lahir dengan visi sebagai politisi, mereka akan jadi politisi yang benar. Kedua, justru yang kita alami di mana-mana itu, kutu loncat terjadi di mana-mana. Dan kutu loncatnya adalah para pemilik modal dan jauh lebih berbahaya," ungkap Ray kepada wartawan di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (23/6/2012).

Oleh karenanya, Ray melihat hal itulah yang membuat selama ini politik di Indonesia terbaca oleh kepentingan uang. "Nah dengan ini tidak ada lagi sama rata," lanjutnya.

Menurutnya, jika nanti trend partai politik ynag mendanai semua kadernya untuk menjadi calon legislatif (caleg), maka tindak pidana korupsi di Indonesia bisa berkurang. Namun, jika ada korupsi maka yang akan kena proses hukum adalah partai politiknya bukan lagi hanya kadernya.

"Kader tetap pakai uang di lapangan, ya kewajiban partai untuk mengontrol kadernya. Karena yang akan kena itu partai (jika ada penyimpangan)," jelas Direktur Lingkar Madani tersebut.

Ray melihat, saat ini partai selalu terlihat lepas tangan jika ada kader tertangkap tangan terjerat kasus korupsi dalam setiap proyek anggaran di DPR. "Padahal produksi koruptor itu datang dari partai, sebagai mesin produksinya," pungkasnya.
(sus)

"Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana" Gallery

"Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana" "Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana" "Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana" "Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana" "Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana" "Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana" "Di Indonesia Kutu Loncat Dimana-Mana"

0 comments:

Post a Comment