JAKARTA - Panglima TNI Agus Suhartono turut hadir dalam rapat terbatas bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta pagi tadi.
Agus mengatakan, dalam rapat tersebut adanya pembahasan terkait pesawat Fokker yang jatuh beberapa hari lalu. Dia dan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Imam Sufaat, telah melaporkan kronologi dan dugaan sementara jatuhnya pesawat kepada Presiden SBY.
"Tadi yang dilaporkan kepada Presiden, Kepala Staf Angkatan Udara sudah melaporkan kepada Presiden tentang kronologis, kemudian,hasil investigasi sementara belum final. Oleh karena itu kita tunggu saja finalnya seperti apa, semuanya kan terkait dengan masalah pemeliharaan pesawat," kata Agus di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Dalam rapat tersebut, lanjut Agus, juga diputuskan bahwa TNI tidak lagi mengoperasikan pesawat Fokker 27. "Tapi yang jelas, tadi sudah diputuskan bahwa semua Fokker 27 di grounded, tidak dioperasikan lagi oleh TNI," tuturnya.
Sebagai penggantinya, Agus mengatakan, TNI akan menggunakan pesawat CN 295 yang sudah dipesan melalui PT Dirgantara Indonesia.
"Memang saya dengar rencananya Agustus atau September dua pesawat CN 295 akan diserahkan ke TNI AU," terangnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, dalam perencanaanya pesawat CN 295 sebanyak 10 buah akan didatangkan ke Tanah Air. Namun, Agus enggan berkomentar terkait dana pembelian pesawat tersebut.
"Dalam perencanaannya 10, dan secara bertahap akan dipenuhi. Dananya Kementrian Pertahanan yang tahu," imbuhnya.
Agus berharap, dengan tidak lagi dioperasikanya lima buah pesawat Fokker 27, operasional TNI tidak akan terganggu. "Mudah-mudahan tidak. Semua akan kita atur sedemikian rupa sehingga penggunaan pesawat disesuaikan dengan kebutuhan operasi," tegasnya.
Agus menjelaskan bahwa tidak adanya pengoperasian pesawat Fokker 27 merupakan bagian dari evaluasi yang dilakukan oleh TNI.
"Jadi begini, semua alutsista yang sudah tidak lagi layak digunakan akan kita evaluasi. Kita lihat kondisinya, kelayakan itu meliputi kondisi teknis juga persenjataannya, manakala sudah tidak layak lagi, maka akan kita pertimbangkan untuk tidak kita operasikan lagi," tukasnya.
(ydh)
0 comments:
Post a Comment