Banyak Koruptor Wanita Pakai Cadar, Ini Kata KPK

Yulianis (foto: Okezone)

JAKARTA - Pemakaian cadar atau jilbab bukan saja digunakan bagi pemeluk agama tertentu. Namun, akhir-akhir ini penggunaannya disalahartikan bagi koruptor wanita yang mendatangi Gedung KPK. Sebut saja tersangka pembangunan pembangikit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Neneng Sri Wahyuni, terdakwa kasus suap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Nunun Nurbaitie, dan tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games Yulianis.

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi mengungkapkan tidak ada kebijakan yang memaksa para koruptor wanita tersebut untuk tidak menutup dirinya dari penggunaan cadar.

"Iya itu haknya dia untuk memakai itu (cadar), enggak ada kebijakan untuk melarang pemakaian cadar," ujarnya kepada Okezone, Selasa (19/6/2012).

Dia beralasan pemakaian cadar merupakan ritual semata. "Kalau penggunaan cadar atau jilbab itu ritual aja, dan KPK tidak ada aturan untuk menanggalkan cadar. Kalau  seandainya ada aturan untuk melepaskan cadar, enggak berarti para koruptor itu jera juga," tuturnya.

Sebelumnya Wakil Ketua Komisi III Nasir Djamil angkat bicara terkait pemakaian cadar oleh para tersangka untuk menutupi rasa malu, terlebih dengan gencarnya sorotan media.

"Cadar atau penutup wajah yang selama ini dipakai oleh perempuan-perempuan yang menjadi tersangka korupsi di KPK lebih dikarenakan massifnya pemberitaan di media massa. Tapi bisa jadi mereka juga masih punya rasa malu," kata Nasir kepada Okezone.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini tidak yakin pemakaian cadar oleh para tersangka kasus korupsi bertujuan membangun citra religius. Cadar bagi mereka tak lebih hanya alat untuk menutupi wajahnya dari sorotan kamera media.

"Cadar itu dimaksud untuk menutup wajah mereka. Menurut saya itu bukan bagian dari keyakinan agama, tapi lebih kepada upaya agar wajah aslinya tidak dilihat publik," pungkasnya.

(sus)

Banyak Koruptor Wanita Pakai Cadar, Ini Kata KPK Gallery