Ilustrasi (Dok: Sindo TV)
AMBON - Dua hari setelah banjir dan longsor terjadi di Kota Ambon, Maluku, Pemerintah Provinsi Maluku, Jumat (3/8/2012), mulai menyerahkan bantuan kepada warga. Pemerintah memberikan santunan kepada setiap korban tewas. Sejumlah unsur muspida di Maluku juga mulai meninjau sejumlah lokasi bencana.
Wakil Gubernur Maluku, Said Assagaf, bersama dinas terkait mendatangi sejumlah lokasi banjir dan longsor, di antaranya di kawasan Batu Gong dan Desa Passo, Kecamatan Baguala.
Kawasan itu merupakan daerah terparah bencana banjir dan longsor. Empat warga tewas di sana.
Pemerintah Provinsi Maluku memberi santunan kepada keluarga korban tewas berupa uang sebesar Rp10 juta per korban, serta bantuan lain, seperti selimut, pakaian, dan makanan siap saji.
Said mengaku akan meminta pemerintah pusat agar menjadikan bencana banjir dan longsor di Maluku sebagai bencana nasional. Pasalnya, bencana ini tidak hanya terjadi di Kota Ambon, tapi di dua kabupatan lainnya, yakni Pulau Buru dan Pulau Seram.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Ambon, Sam Latuconsina, mengatakan, upaya tanggap darurat sulit dilakukan karena pemerintah sulit berkoordinasi. Koordinasi sulit dilakukan karena kawasan bencana banjir dan longsor begitu luas.
Sebagian para pengungsi mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah. Luasnya titik bencana banjir dan longsor juga menyebabkan bantuan sedikit terlambat diberikan. Bahkan, ada daerah yang belum tersalurkan bantuan.
Martina, salah seorang pengungsi di Desa Tawiri, Kecamatan Teluk Ambon, yang rumahnya rusak berat, mengaku, belum mendapat bantuan dari pemerintah setempat.
Hingga kini, terdata lokasi bencana tersebar di tiga kecamatan dan enam kelurahan. Sebanyak 60 rumah rusak berat dan ribuan lainnya terendam banjir. Selain itu, sebanyak 3.500 warga terpaksa mengungsi. Mereka menempati rumah ibadah, sekolah, dan fasilitas militer.
Hingga kini data korban masih simpang siur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku menyebut, 12 warga tewas. Sedangkan data Polda Maluku menyebut, 18 warga tewas akibat banjir dan longsor.
Kepala Observasi BMKG Patimura, Fransina Siahaya, memprediksi, curah hujan di Ambon masih akan tinggi hingga September mendatang. Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada.
(Insyani/Sindo TV/ton)
0 comments:
Post a Comment