JAKARTA - Peran sentral Prabowo Subianto di Partai Gerindra harus mulai dikurangi demi kebaikan partai. Musababnya, dengan hanya mengandalkan figur sentral, partai akan sulit berkembang.
“Partai Gerindra akan sulit untuk bisa berkembang sebagai organisasi modern dan hanya akan sebatas menjadi mesin politik seorang tokoh saja,” ujar pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya kepada Okezone di Jakarta, Senin (16/7/2012).
Isu keberlanjutan kaderisasi di Gerindra mencuat setelah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Halida Hatta mengundurkan diri. Sejumlah pihak menduga keputusan Halida mundur lantaran konflik internal dan terlalu kuatnya peran Prabowo di partai.
Dalam perspektif Yunarto, pola kepemimpinan yang ada di Partai Gerindra masih bersifat tradisional-karismatik. Pola ini, menurut dia, tidak boleh terus dilestarikan bila Gerindra mau menjadi partai besar. “Untuk menjadi partai modern, seharusnya dibentuk kaderisasi secara profesional dengan perspektif legal-rasional,” urainya.
Yunarto menegaskan, Gerindra masih beruntung karena sosok Prabowo tetap eksis hingga saat ini. Bila tidak, tentu Gerindra akan mengalami krisis kepemimpinan.
“Pada dasarnya, Prabowo yang sampai saat ini membuat Gerindra masih bertahan. Ke depannya, Gerindra sangat sulit menjadi partai modern bila tidak diubah sistem kaderisasinya,” tandasnya.
(ful)
0 comments:
Post a Comment