JAKARTA - Kader Partai Demokrat yang tergabung dalam Aliansi Kepedulian Rakyat untuk Bangsa (AKRAB) cukup merasakan isu-isu negatif yang selama ini menjerat elit partai berlambang bintang Mercy ini. Koordinator AKRAB, Ruwandi, mengatakan, dengan isu tersebut ada upaya pihak-pihak tertentu untuk melemahkan pemerintahan SBY.
"Bagi kami, para pimpinan partai tersebut hanya merupakan sasaran dari upaya sistematis yang dilakukan untuk mendelegitimasi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata dia dalam pers rilisnya kepada Okezone, Senin (16/7/2012).
Pimpinan partai yang dimaksud dia, sebut saja Ketua Umum Anas Urbaningrum, Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng, dan belakangan anggota Dewan Pembina Hartati Murdaya. Ketiganya, disebut-sebut terkait dengan kasus korupsi yang tengah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain untuk melemahkan pemerintahan, juga ada upaya untuk menyingkirkan partai binaan Presiden SBY ini dalam kancah perpolitikan terutama saat Pemilu 2014 mendatang. "Sekaligus merupakan upaya untuk mengkerdilkan Partai Demokrat menjelang Pemilu 2014 nanti," tambahnya.
Untuk membendung semua itu, menurutnya, tak ada cara lain selain kekompakan semua kader. Dia berharap, kader tak saling menyalahkan, mencaci-maki satu sama lain dan menghalalkan politik "cuci tangan" untuk menyelamatkan diri.
"Jika para elit partai terjebak mempertontonkan nuansa konflik di hadapan publik, maka kami sebagai kader partai sungguh merasa malu karena hal itu justru akan menjadi bahan tertawaan kalangan di luar Partai Demokrat," cetusnya.
Dia juga menyesalkan adanya komentar di berbagai media massa yang dilontarkan kalangan internal partai, yang meminta Hartati Murdaya mundur dari Partai Demokrat. Terlebih, ada kader Partai Demokrat yang mengatakan tidak akan memberikan pembelaan terhadap Hartati Murdaya yang sedang menjadi sasaran fitnah terkait masalah suap di Buol Sulawesi Tengah.
"Komentar-komentar tersebut sangat picik dan berjiwa kerdil, serta menunjukkan tidak adanya rasa malu mengorbankan teman sendiri demi mencari muka di depan SBY," cetusnya.
Padahal, Ruwandi yakin, Hartati hanyalah korban fitnah. KPK juga belum sekali pun menyebut Hartati terlibat dalam kasus Buol. Kata dia, sikap picik dan berjiwa kerdil sebagian elit partai ini menimbulkan tanda tanya besar tentang etika berpolitik para elit Partai Demokrat.
"Kami yakin yang berpotensi menurunkan perolehan suara Partai Demokrat bukanlah karena adanya fitnah yang dialamatkan ke Hartati dan pimpinan partai lainnya, tetapi kami khawatir justru sikap kerdil dan jiwa picik elit partai yang mudah terpancing isu dan lebih suka mempertontonkan nuansa konflik di depan publik lah yang berpotensi menggerus kepercayaan rakyat," pungkasnya.
(trk)
0 comments:
Post a Comment