Muhammadiyah Bantu Rumuskan Pancasila

Foto: (dok okezone)

JAKARTA - Organisiasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah memiliki sejarah penting dalam perumusan naskah Pancasila, yang sekarang digunakan sebagai landasan ideologi bangsa dengan umat Islam terbesar di dunia.

Salah satu tokoh Muhammadiyah, Hajriyanto Y. Tohari menerangkan pada episode menjelang 18 Agustus 1945 sangat menarik ketika panitia kecil saat itu merumuskan Pancasila. Sebelumnya Pancasila ingin dibacakan berdampingan dengan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia.

Namun, karena masih ada satu butir Pancasila yang masih kontroversial maka pembacaan Pancasila pun diundur. "Nah, episode pada 18 Agustus itulah peran tokoh Islam itu luar biasa besar, karena informasi yang diberikan oleh Mohammad Hatta mengajak bicara beberapa tokoh Islam yang terhormat dan itu sangat representatif," ungkapnya kepada wartawan di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (1/6/2012) malam.

Salah satu tokoh Islam yang hadir adalah Ketua Muhammadiyah periode 1944-1953, Ki Bagus Hadikusuma, yang didampingi Muhammad Hasan, dan Kahar Muzakir merubah salah satu butir yang kontroversial yakni ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.

"Ki Bagus Hadikusuma hadir dengan rumusan yang sekarang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa (sila pertama)," terangnya.

Hal ini merupakan sebuah terobosan yang luar biasa dalam membuat jalan keluar disaat adanya kebuntuan untuk mengakomodir keanekaragaman agama saat itu. "Itu sangat otentik dan merupakan sumbangan sebuah tokoh Islam yang saat itu menjabat Ketum Muhammadiyah," tegasnya.

Muhammadiyah, diakuinya sampai saat ini tetap konsisten menjadikan Pancasila sebagai landasan untuk menghormati antar umat beragama. "Bagi warga Muhammadiya pengamalan Pancasila juga sekaligus diletakan sebagai konteks melanjutkan apa yang dulu dirintis pemimpinnya," simpulnya.

(sus)

Muhammadiyah Bantu Rumuskan Pancasila Gallery