Ilustrasi (Foto: dok Okezone)
JAKARTA – Penetapan kader Partai Golkar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan Alquran di Kementerian Agama (Kemenag) berpeluang dijadikan partai lain sebagai alat untuk menyerang Partai Golkar.
Hal itu dikatakan Peneliti Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro. Menurutnya, isu negatif, seperti korupsi, ini yang akan terus dipelihara dan dijadikan komoditi politik untuk menyerang sebuah partai.
“Karena ini politikus, dari partai manapun, biasanya nantinya isunya akhirnya hidup. Bisa dijadikan komoditi politik,” kata Siti kepada Okezone, Jumat (29/6/2012) malam.
Dikatakannya, tidak hanya untuk Partai Golkar, partai manapun tentu akan mudah diserang partai lain jika tersangkut masalah korpusi dan tentu itu akan berimplikasi dengan kepercayaan publik yang kemudian mempengaruhi suara partai tadi.
“Tanpa harus membedakan partai mana, ini pelajaran, kalau hal seperti ini jadi implikasi negatif terhadap kepercayaan publik,” jelasnya.
Yang lebih penting, kata Zuhro, partai manapun yang tersangkut masalah korupsi, tentu yang ketua umumnya-lah yang mendapatkan legimitasi buruk dari rakyat.
“Semua yang negatif itu dilegimitasi institusi parpol-nya dan dalam hal ini juga ketumnya,” kata dia.
Bagi Zuhro, partai Golkar tidak perlu khawatir dengan kadernya yang tersangkut korupsi dan menurunkan elektabilitasnya. Yang penting, lanjut Zuhro, masih ada dua tahun lagi untuk menyelesaikan masalah penurunan elektabilitas ini.
“2013 Golkar harus lebih fokus bagaimana kosolidasi di internal dan menjual kader yang baik. Intinya kembali ke Golkar, apakah mereka bisa konsisten terhadap kepentingan rakyat atau tidak. Itu saja,” tegasnya.
(put)
0 comments:
Post a Comment