Kemenag Klaim Ada Penghematan Anggaran Alquran

Foto: Ilustrasi

JAKARTA - Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan kebutuhan pengadaan Alquran setiap tahun mencapai dua juta eksemplar. Sementara itu, kemampuan cetak hanya sekira 60 ribu sampai 70 ribu saja. Ini terjadi lantaran minimnya anggaran untuk Dirjen Binmas Islam yang bertanggung jawab atas pengadaan Alquran.

"Jadi sangat timpang antara kebutuhan dan kesiapan anggaran. Anggaran Direktorat Jenderal Binmas Islam itu sangat kecil," kata Nasaruddin di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (22/6/2012).

Menurut mantan Dirjen Binmas Islam ini, pada 2009 mushaf besar Alquran yang berhasil dicetak hanya sebanyak 42.600. Anggarannya sebanyak Rp1.136.908.800, sedangkan nilai kontraknya Rp1.165.534.600.

"Jadi ada penghematan. Dan perlu saya ingatkan Al quran itu tidak pernah penunjukan langsung dan selalu pakai tender," ungkapnya.

Pada 2010, mushaf Alquran yang dicetak sebanyak 45 ribu dengan pagu anggaran Rp1,4 miliar, sementara nilai kontraknya Rp1,2 miliar. Menurutnya, ada efesiensi anggaran kurang lebih sebanyak Rp175 juta.

"Pada 2011 ada dua kali. Satu kali APBN murni volumenya 67.600 dengan pagu anggaran Rp2,1 miliar. Tapi ada Alquran kecil, ada Alquran saku, Alquran terjemah, Juz Amma, ada tafsir Alquran ada surat Yasin, totalnya Rp5,6 miliar," paparnya.

Kemudian untuk APBNP 2011, tambahnya, Alquran yang dicetak sebanyak 653 ribu dengan pagu anggaran Rp22.865.000.000. "Sampai hari ini tentu 2011 saya sudah beralih menjadi Wamen, dan digantikan Pak Jamil. Di akhir 2011 kemarin saya tidak lagi menjabat Dirjen Binmas Islam," pungkasnya.

(sus)

Kemenag Klaim Ada Penghematan Anggaran Alquran Gallery