MEDAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Polonia Medan menyebutkan, gempa tektonik berkekuatan 6,6 Skala Richter yang terjadi di Barat Daya Kota Subulsalam, Aceh pada Sabtu 23 Juni lalu, berdampak signifikan pada Sumatera Utara (Sumut). Cuaca dengan suhu yang cukup tinggi dan perubahan cuaca yang cukup ekstrem membuat getaran gempa berpotensi menimbulkan longsor.
"Beberapa minggu terakhir kan cukup panas, hujan sesekali memang terjadi dengan kualitas yang cukup tinggi. Ini membuat kondisi tanah menjadi labil, dan sejumlah daerah di dataran tinggi rawan longsor. Khususnya pascagempa kemarin," terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Hartanto, kepada Okezone, Senin (25/6/2012).
Di samping longsor, lanjut Hartanto, kebakaran hutan dan kabut asap setiap saat bisa mengancam Sumatera Utara. "Suhu udara sekarang berkisar 33-35 derajat celcius. Cukup panas, dan ini telah menciptakan sejumlah titik api. Untuk wilayah Sumatera bagian utara sekitar 76 sudah tercitrakan dan terbanyak di Riau. Di Sumut belum terlalu banyak, karena volume hujan yang relatif lebih tinggi. Namun begitu, asap kiriman dari Riau ya tetap harus diwaspadai," imbuhnya.
Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga akhir September, seiring dengan pergerakan matahari yang mulai berada di khatulistiwa. "Matahari sudah di posisi paling utara, bergerak mengarah ke selatan lagi. September akan berada di posisi ekuator," tutupnya.
(ris)
0 comments:
Post a Comment