JAKARTA - Pengamat politik Andrinov Chaniago menilai bahwa di dalam internal Partai Demokrat telah terdapat beberapa faksi yang pada akhirnya membuat partai tersebut tidak lagi solid. Hal ini terlihat dari munculnya adu argumentasi diantara kader yang mempersoalkan tentang masa depan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum.
"Sudah pasti ada faksi. Kalau sekarang, diinternal sedang galau. Walaupun mereka bilang sedang dalam kondisi baik," kata Andrinov kepada Okezone di jakarta, Rabu (20/06/2012).
Menurut Andrinov, secara organisasi, partai pemenang pemilu tersebut belum mampu menerapkan manajemen konflik di internal dengan baik. Terlebih, akhir-akhir ini masing-masing kader saling serang secara terbuka.
Menurutnya, persoalan internal tersebut semakin mencuat pasca penyampaian pidato Ketua Dewan Pembina, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu. Andrinof menilai pidato yang berupa himbauan yang bersifat internal tersebut tidak tepat jika disampaikan di hadapan publik secara luas dan terbuka.
"Itu belum ada kode etik di internal antar kader. Jadi partai ini secara organisasi masih banyak PR secara internal. Bagaimana menangani perbedaan atau masalah yang melibatkan kadernya. Nampaknya, Partai Demokrat belum mempunyai mekanisme untuk mengatasi persoalan internalnya," jelasnya.
Lebih lanjut Andrinov menganggap bahwa desakan yang berasal dari salah satu elit Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, yang menyarankan agar Anas segera mundur dari jabatannya merupakan hal yang wajar. Hal itu dikarenakan niat Ruhut yang menginginkan untuk Partai Demokrat melakukan bersih-bersih di internalnya.
"Kalau maksud dari Ruhut itu saya paham. Ruhut adalah orang yang khawatir partai ini nanti akan terlambat untuk memulihkan citra. Saya membaca dari pikiran Ruhut, ya ini partai harus segera dibersihkan dari orang-orang bermasalah," tandasnya.
(ydh)
0 comments:
Post a Comment