Schapelle Leigh Corby (foto: Reuters)
JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara, Jimly Assidiqie, menyatakan pemberian grasi kepada Schapelle Leigh Corby, warga negara asal Australia yang menjadi terpidana 20 tahun dalam kasus penyelundupan 4,2 kg marijuana, tidak lebih penting dari penghargaan yang semestinya didapatkan mantan Presiden RI pertama, Soekarno.
Menurutnya, Soekarno lebih penting karena jasa dan pengabdiannya terhadap bangsa Indonesia sangat besar jika dibandingkan Corby.
"Pemberian grasi kepada corby kewenangan Presiden, (tapi) bagi saya lebih penting memberikan grasi kepada Bung Karno daripada Corby. Penting bagi kita memberikan penghargaan kepada tokoh sejarah, Bung Karno dalam kaitannya dengan sejarah," ungkapnya dalam pengajian bulanan Muhammadiyah di Menteng Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2012) malam.
Corby merupakan warga Australia yang divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Denpasar Bali karena dianggap menyelundupkan ganja ke Pulau Dewata. Selama di penjara, masa tahanan Corby sering dikurangi oleh pemerintah Indonesia.
Keringan terbaru yang diterima Corby adalah pemotongan hukuman lima tahun masa tahanan yang diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, Corby seperti meminta lebih dari kemurahan Indonesia. Pengacara Corby, Iskandar Nawik, berencana mengajukan pembebasan bersyarat bagi kliennya.
(sus)
0 comments:
Post a Comment