Ilustrasi pengungkapan kasus narkoba (Dok: Sindo TV)
NUSA DUA - Hasil penjualan narkoba di sejumlah negara menjadi sumber utama pendanaan aksi terorisme. Karena itu, berbagai organisasi lintas negara sepakat pemberantasan narkoba dilakukan lewat penguatan kerja sama aparat penegak hukum dan intelijen.
Presiden International Drug Enforcement Conference (IDEC) ke-29, Gories Mere, mengatakan, upaya pemberantasan jaringan sindikat narkoba yang terorganisir membutuhkan dukungan dan komitmen yang kuat dari seluruh negara.
Kejahatan serius narkoba sangatlah kompleks sehingga semua negara harus waspada dan perlu melakukanan antisipasi secara tepat. Mengingat, narkoba melibatkan kejahatan lain seperti perdagangan manusia, pencucian uang, penyelundupan senjata, hingga terorisme.
Terkait terorisme, sambung Gories, para pelaku gencar merekrut pelaku kejahatan narkoba yang mendekam di penjara.
”Mereka memanfaatkan bandar narkoba untuk berbisnis dan keuntungannya masuk kas para sindikat teroris,” jelas Gories.
Sementara itu, Administrator Drug Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat, Michelle Leonhart, menilai Indonesia telah berhasil dalam memberantas narkoba dalam level global.
Dia juga berharap negara anggota IDEC mengoptimalkan forum dunia yang berlangsung di Bali untuk saling bertukar informasi dan pengalaman dalam pemberantasan narkoba.
Usai pertemuan IDEC ke-29 di Bali, rencanaya konferensi berikutnya akan digelar pada 2013 di Moskow, Rusia, sekaligus peringatan 30 tahun IDEC.
(ton)
0 comments:
Post a Comment