Irwandi Yusuf (Foto: reuters)
BANDA ACEH- Setelah beberapa pekan 'menghilang' paska terjadi pemukulan, mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf buka-bukaan terkait kasus menimpanya. Menurutnya kasus ini terjadi akibat buntut dari pembiaran terhadap pembunuhan yang terjadi sebelum Pemilukada Aceh.
“Banyak pembiaran yang terjadi berkaitan dengan politik, terjadi sebelum dan selama pilkada,” kata Irwandi kepada wartawan di Warung Kopi Rumoh Aceh di Jeulingke, Banda Aceh, sesaat setelah ia tiba dari mengasingkan diri ke Malaysia, Rabu (18/7/2012).
Dia menjelaskan, kasus pemukulan terhadap dirinya yang terjadi seusai pelantikan Gubernur dan Wakil GubernurAceh Zaini Abdullah-Muzakir Manaf di depan gedung DPRA pada 25 Juni 2012, belum selesai. Polisi diminta serius menuntaskannya.
“Kalau kasus dianggap selesai dengan tertangkapnya satu orang, itu belum. Kalau dikatakan pelakunya masyarakat sipil biasa, itu salah besar. Sebab bukti-bukti video mengatakan sebaliknya. Masih ada di youtube sekarang. Kalau di youtube jelas suaranya, mana Irwanto, pukul-pukul,” ujar Irwandi.
Menurutnya, kasus pemukulan terhadap dirinya akibat pembiaran dilakukan Polda Aceh terhadap Hanafiah Ahmad (45) warga Norwegia. Dia merupakan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mengasingkan diri ke Norwegia saat konflik, hingga berganti warga negara Norwegia. Hanafiah ditembak mati di Dayah Keude Aron, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara pada 14 Maret 2011.
Pembiaran kasus penembakan inilah, kata Irwandi, sebagai pemicu aksi pembunuhan lainnya di Aceh, termasuk Saiful alias Cagee mantan kombatan GAM yang juga tim sukses Irwandi yang ditembak di Matang Glumpangdua, Bireun pada 22 Juli 2011. Serta penembakan belasan pekerja yang terjadi di penghujung 2011 dan awal Januari 2012, hingga terjadi pemukulan terhadapnya.
“Saya menyayangkan sikap Kapolda Aceh, Iskandar Hasan. Sebelum Cagee tertembak, pekerja-pekerja lain terbunuh, saya sudah sampaikan kepada kapolda dalam rapat Muspida yang dihadiri oleh pangdam,” beber Irwandi yang saat itu masih menjabat Gubernur.
Paska-penembakan terhadap Hanafiah, Irwandi mengaku sudah meminta kapolda agar mengusut tuntas pembunuhan itu, sekaligus memberi tahu kelompok diduga kuat sebagai pelaku.
“Saya sudah sampaikan kepada kapolda, pelakunya adalah kelompok Ayah Banta dan Joni, sebelum Ayah Banta dan anak buahnya tertangkap. Sebelum Cageei terbunuh dan sebelum yang lain-lainnya tertembak dan terbunuh,” tuturnya.
Vikram alias Ayah Banta dan Joni merupakan mantan GAM yang sudah ditangkap Densus 88 Anti-teror pada pertengahan April 2012 dan ditahan di Mabes Polri. Keduanya diduga kuat terlibat penembakan Hanafiah, Cagee dan sejumlah buruh.
Irwandi juga menyayangkan sikap Polda Aceh yang tak serius mengusut 17 kasus yang dilaporkannya terkait politik Pemilukada lalu. “Dari 17 kasus yang kami sampaikan kepada polisi hanya beberapa yang diidentifikasi. Dan banyak lain yang dipendam,” ujarnya.
Mantan juru propaganda GAM itu mengaku masih percaya kepada polisi untuk mengungkap kasusnya. Tapi saya tidak mau kasus dibenam-benam, dimain-mainkan. Kalau terhadap saya masih bisa digituin, kalau menimpa rakyat biasa bagaimana lagi,” Tanya dia.
Disisi lain, Irwandi membantah kepergiannya ke Malaysia paska-pemukulan akibat takut dengan keamanan di Aceh. “Saya hanya ingin me-coolin down, sebab kalau saya ada di sini (Aceh) akan ada reaksi dari pihak-pihak yang mungkin efeknya tidak akan berhenti di pemukulan saya. Akan terjadi pemukulan-pemukan saling balas,” tukasnya.
(kem)
0 comments:
Post a Comment