Wednesday, June 6, 2012

NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah

Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

JAKARTA - Diusianya yang ke-89 Nahdatul Ulama (NU) menegaskan akan senantiasa bersikap kritis terhadap pemerintah. Namun, sikap kritis NU dalam mendukung atau mengkritik pemerintah didasari oleh pertimbangan etis.

"Bukan oleh pertimbangan politis, karena NU bukan partai politik melainkan organisasi keagamaan yang memiliki tugas moral atau etis," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj di kantor PBNU, Rabu (6/6/2012) malam.

Penegasan di atas disampaikan dalam acara Tasyakuran Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke-89. Dalam kesempatan ini, Kiai Said menegaskan pentingnya membangun masyarakat Indonesia, terutama nahdliyin, yang jujur dan kritis terhadap pemerintah agar negara disegani di kancah internasional.

"Character building para kader NU penting, perannya agar ada nation building untuk membangun negara sehingga disegani di tengah internasional,"jelasnya.

Menurutnya, upaya untuk kembali pada pembentukan karakter bangsa merupakan langkah mendesak. Lantaran saat ini, sekolah dan lembaga pendidikan lainnya belum melakukan tugas tadi. Padahal gelombang globalisasi sudah menerpa semua aspek bangsa.

"Inilah pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air, karena itu tak henti-hentinya NU menegaskan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI bentuk nyata cinta tanah air,"ulas Kiai Said.

Ditegaskannya, sikap NU terhadap negara taat mutlak, yaitu negara harus dijaga dan dibela. Tapi terhadap pemerintah yang ada, NU menerapkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar.  Sementara dalam melakukan amar ma’ruf sendiri harus tetap menggunakan etika. "Barangsiapa mengajak kebaikan maka dengan cara yang baik pula," terangnya.

Mengambil tema Kembali ke Khittah Indonesia 1945: Meningkatkan khidmad NU Menuju Indonesia Yang Berdaulat dan Makmur, acara ini seakan menjadi ajang pertemuan para nahdliyin dengan suasana khas lesehan disertai 'nasi bancakan' yang dimakan bersama dalam talam besar.

Meski sederhana, hadir pula para nahdliyin yang bergerak di berbagai bidang. Mulai Waketum PBNU As'ad Ali, Sekretaris Jenderal PBNU Mashudi Syuhud, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pembangunan Desa Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa, Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Sumantri, anggota Anshor, para kiai, kalangan Muslimat NU, hingga aktivis Ikatan Pelajar NU.

Sekretaris Kedubes Arab Saudi di Indonesia Mohammad At-Turki pun menyatakan senang dengan undangan NU dan mau menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dengan kaum nahdliyin.

Malam melarut, acara dilanjutkan dengan diskusi ringan. Cak Imin yang datang terlambat turut memberikan kesannya tentang perjuangan para kiai sepuh NU yang berkontribusi merumuskan konsep dasar negara Indonesia.

"Kita perlu menghargai jasa-jasa perjuangan para kiai NU yang membentuk kekuatan masyarakat tradisional untuk mendukung pemimpin negara,"ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Ketua Umum Ikatan Sarjana NU, Ali Masykur Musa juga mengungkapkan kesan mendalam tentang eksistensi NU.

"NU selalu bisa tampil baru karena ideologi gerakannya sangat jelas. Sehingga punya ruh dalam menggerakkan organisasi,"paparnya.

Tak ayal, perkembangan NU diyakininya bakal abadi karena selalu hadir di tengah masyarakat dengan program-program aktual.

(sus)

NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah Gallery

NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah NU Tegaskan Tetap Kritis terhadap Pemerintah

0 comments:

Post a Comment