Saturday, June 2, 2012

Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif

Ilustrasi klinik berhenti merokok
Ilustrasi klinik berhenti merokok

BADUNG- Semula sebagai perokok berat kini menjadi orang paling sensitif terhadap paparan asap rokok adalah pengalaman nyata yang dirasakan Bupati Badung Anak Agung Gde Agung.

Bahkan, Gde Agung tidak bisa berpikir jika berada di sekitar perokok sampai-sampai dia harus meninggalkan ruangan rapat atau sidang.

Berkaitan dengan peringatan hari tanpa tembakau sedunia, Bupati Gde Agung buka-bukaan seputar aktvitas merokok yang pernah dijalani dengan Tim Advokasi Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Bali, yang menemui di Puspem Badung di Sempidi, Mengwi.   

Gde Agung mengaku sebenannya menjadi korban rokok. Untuk diketahui, setelah menjabat bupati periode pertama tahun 2005, mengalami suasana tidak nyaman ketika harus menggelar rapat-rapat konsultasi atau sidang paripurna dengan anggota dewan yang sebagian besar merokok dalam ruangan.

Waktu itu, anggota dewan banyak yang merokok setiap sidang konsultasi. Dia berdiri di tengah, dua wakil ketua yang perokok, sehingga dia merasa menjadi korban paparan asap rokok.

"Belum lagi suasana sidang yang panas, hidung saya sakit, dan mata perih bagaimana bisa berfikir jernih dalam ruangan yang penuh asap rokok," papar Gde Agung, Sabtu (2/6/2012).

Dia mengaku termasuk orang yang sangat sensitif terhadap rokok. Jika dalam pertemuan dengan warga banyak merokok duduk bersila, dia memilih meningggalkan lokasi dan duduk di lokasi yang bebas rokok.

Gde menceritakan, dirinya berhenti merokok karena tidak merasakan lagi nikmatnya merokok.

"Tidak tahu kenapa semua rasanya pahit meski sudah dipaksakan merokok apapun, namun rasa pahit yang saya rasakan, tidak ada nikmatnya sama sekali," akunya.

Akhirnya dia sadar, dan memutuskan berhenti merokok sejak tahun 1985/1986 sampai sekarang. Bupati Gde Agunhg bersykur berhenti total merokok, bukan pelan pelan atau bertahap.

"Saya sekarang amat sangat sensitif, kalau ada merokok saya sakit sekali di mata dan hidung," papar bupati dua periode ini.

Karena itu, persepsi merokok cerminan orang bergaya atau sukses, harusnya segera ditinggalkan. Sebaliknya, kini merokok justru sudah ketinggalan zaman dan tidak modis lagi, itu sering disampaikan dalam berbagai kesempatan.

"Kalau dulu kan gaya-gayaan kalau tidak merokok kurang jantan, kurang gagah, sekarang tidak begitu," ucapnya lagi.

Maka dibuatlah larangan bagi anak buahnya agar tidak merokok saat bersamanya. Dia sangat mengapreasi jika dahulu ada pejabat merokok namun sekarang telah berhenti.

Saat ini masih banyak dijumpai anggota DPRD merokok, namun dia tetap menghormati para perokok. Karenanya sekarang dibuat aturan jika ada sidang konsultasi atau paripuran, Gde Agung  tidak mau masuk sidang jika masih ada yang merokok.

Terpenting baginya, bukan saja harus melindungi anak dari bahaya rokok, tetapi terus diperbuat adalah mengurangi populasi orang dari aktivitas merokok.
(kem)

Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif Gallery

Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif Berhenti Merokok Bupati Badung Jadi Sensitif

0 comments:

Post a Comment